Rabu, 18 Februari 2009

sejarah bulu tangkis

tugas: uts
nama:Indria nadhiatul khoiriyah
tema:sport

SEJARAH BULUTANGKIS


Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan.
Mirip dengan tenis, bulutangkis dimainkan dengan pemain di satu sisi bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati net agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan. Dia juga harus mencoba mencegah lawannya melakukan hal tersebut kepadanya
Tidak ada cabang olahraga yang memiliki banyak tanda tanya seperti bulutangkis. Sejarah awalnya, terutama dari mana cabang itu berasal, misalnya. Orang hanya mengenal nama badminton berasal dari nama sebuah rumah (kalau menurut ukuran Indonesia, sebuah istana) di kawasan Gloucestershire, sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris. Badminton House, demikian nama istana tersebut, menjadi saksi sejarah bagaimana olahraga ini mulai dikembangkan menuju bentuknya yang sekarang. Di bangunan tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort dan keluarganya pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga tersebut. Akan tetapi, Duke of Beaufort bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena dari situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas dan kemudian menyebar. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya berasal dari nama tempat.Yang kemudian menjadi tanda tanya adalah di Inggris ataukah di India mula-mula permainan seperti yang sekarang dilakukan? Bukti-bukti menunjukkan di Indialah mula-mula peraturan permainan olahraga ini ditulis. Ini terjadi tahun 1870-an.Juga tanda tanya besar bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi badminton. Nama asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand) atau ke belakang (backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal mula permainan battledore dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri juga misteri. Dulu orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua orang menepak “burung” itu ke depan dan ke belakang selama mungkin. Permainan macam ini sudah dilakukan kanak-kanak dan orang dewasa lebih dari 2000 tahun lalu di India, Jepang, Siam (Thailand), Yunani dan Cina. Di kawasan terakhir ini dimainkan lebih banyak dengan dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu abad pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock.
Pada abad ke-l6 permainan semacam itu terkenal diantara anak-anak. Pada abad berikutnya, permainan yang biasa disebut juga jeu de volant ini menjadi pengisi acara saat-saat luang di banyak negara Eropa. Kadang-kadang dimainkan oleh satu orang yang memukul-mukul atau menepak-nepak kok itu ke atas, dengan satu atau dua penepak kayu. Sebuah permainan lain yang hampir sama featherball (dengan bola dari kulit ayam yang lunak) dimainkan di Denmark, Jerman, Perancis, dan Swedia.
Permainan menggunakan kok memang mempunyai daya tarik tersendiri. Jika ditepak atau dipukul keatas maka begitu “jatuh” (menurun) kok akan melambat, memungkinkan orang mengejar dan menepaknya lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana bisa terbentuk kok seperti sekarang, ada kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan untuk membuat kok memang sudah ada di alam. Bentuk kepala kok, yang bulat, sudah ada di sekitar kita, bisa ditemukan dalam buah-buahan atau batu. Pertanyaannya, bagaimana awalnya bulu-bulu itu bisa menancap ke kepala kok? Ada yang berpendapat, ketika orang sedang duduk di kursi dan di depannya meja tulis, dia melamun dan memikir sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil tutup botol, yang terbuat dari gabus, dan kemudian menancap-nancapkan pena, yang ketika itu terbuat dari bulu unggas. Beberapa pena tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana sebuah kok. Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya kernudian memang terbentuk alat permainan seperti itu, yang sctiap kawasan berbeda bentuknya.
Apapun evolusi yang terjadi disekitar alat-alatnya, pada abad ke-19 permainan itu menyebar luas di kawasan pinggiran kota-kota Inggris. Rumah-rumah besar dengan ruangan-ruangan dan halaman luas menjadi tempat yang subur bagi permainan itu. Tidak terkecuali di Badminton House tadi. Keluarga Sommerset yang teiah tinggal di rumah itu sejak zaman Charles II kemudian mendapat anugerah gelar sebagai Duke of Beaufort. Di Badminton House itu kini masih ditemukan koleksi menarik peralatan permainan battledore dan shuftlecock-nya. Kok zaman itu dua kali lebih besar dan berat dibanding yang ada sekarang. Panjang “raket” atau battledore-nya sekitar setengah meter dengan kepala bulat. Tidak ada senar. Kayu penepak itu ditutup kertas kulit sehingga kalau seseorang memukul menimbulkan bunyi seperti orang memukul tambur. Begitulah bunyi yang terdengar jika di ruang depan (Front Hall) Badminton House sedang ada permainan battledore. Semua alat itu tersedia di istana ini dan orang yang akan main tinggal datang.
Bakti Djarum Terhadap Perkembangan Olahraga Bulutangkis Tanah Air
Sejak GOR Kaliputu pertama kali berdiri sekitar tahun 1969, PB Djarum terus memantapkan langkahnya menjadi salah satu pembina klub bulutangkis yang paling concern terhadap perkembangan olahraga tepok bulu tanah air. Kiprah tersebut tergolong berhasil dan sukses, banyak di antara pemain binaan PB Djarum yang berhasil menghantarkan Indonesia meraih juara dalam berbagai ajang turnamen bergengsi. Sukses yang dihasilkan oleh PB Djarum bukan tidak lain berkat bentuk regenerasi yang tidak pernah putus dengan nama besar para pemain berprestasi pada masa lalu seperti, Liem Swie King, Christian Hadinata, keluarga Arbi (Hastomo, Eddy Hartono, Hariyanto), Ardy B.Wiranata, Alan Budi Kusuma, Sigit Budiarto, Fung Permadi.
Berdasarkan dari catatan tersebut, saya menilai bagaimana satu persatu prestasi tersebut ditorehkan dengan amat manis. Hal tersebut tidak lain merupakan usaha dan kerja keras PB Djarum dalam upayanya mendongkrak prestasi talenta muda Indonesia, khususnya dalam bidang bulutangkis. Keseriusan salah satu klub bulutangkis tertua ini dibuktikan kembali dengan membangun sarana latihan/GOR Jati yang sudah berdiri satu tahun belakang. GOR terbesar dan terlengkap itu terdiri dari asrama serta berbagai macam fasilitas pusat pelatihan yang sangat modern. Kontribusi PB Djarum pun dibuktikan lewat cara mengirimkan banyak sekali pemain- pemain muda yang memiliki potensi demi kepentingan bangsa dan negara. Ini merupakan bentuk dedikasi PB Djarum, yang dengan konsisten ingin membangun dunia bulutangkis nasional.
Kontribusi tersebut sudah mulai menuai hasil positif dengan bimbingan pelatih yang berpengalaman. Belum lama ini, pasangan Ganda Putra Yunior, Afiat Yuris/Wifqi Windarto sukses menjuarai turnamen berkelas satellite, yaitu, Waikato International. Atas prestasi tersebut, pasangan muda ini masuk ke dalam jajaran daftar pemain berperingkat 100 besar dunia. Prestasi yang sama juga di raih oleh Andre Kurniawan, yang di turnamen GP New Zealand Open kemarin berhasil menyabet gelar juara Tunggal Putra. Lalu juga terdapat pasangan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama (yang baru-baru ini namanya sedang melonjak), serta Meiliana Jauhari/Shendy Puspita, sukses menjadi juara Surabaya Challenge. Pada Jakarta Open Satellite mereka juga sukses menyapu bersih semua gelar juara. Sedangkan untuk prestasi yang ditorehkan baru- baru ini, pemain- pemain PB Djarum berhasil menciptakan All Indonesian Final pada turnamen GP Dutch Open 2007 yang baru saja berakhir pada 21 Oktober 2007 lalu. Pasangan Ganda Putra, Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama sukses tampil sebagai satu-satunya juara mewakili nama Indonesia.
Akhirnya, saya ingin menutup tulisan ini dengan mengutip secuil kalimat yang ditulis oleh Sdr. Karyanto pada sebuah milis berbasis bulutangkis, yang kurang lebih seperti berikut: "Di kaki bukit Gunung Muria-tetirah Sunan Muria bersemayam, di seberang menara Kudus-tetirah Sunan Kudus bersemayam, atlet-atlet PB Djarum kini tengan menyiapkan diri menuju jenjang prestasi dunia."Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah:
1. Tunggal putra
2. Tunggal putri
3. Ganda putra
4. Ganda putri
5. Ganda campuran
Sejak 1 Februari 2006, seluruh partai memakai sistem "pemenang dua dari tiga set" (best of three) yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin secara rally point.
Memainkan bulutangkis
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi jaring di atas wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai sebagaimana diperlihatkan di diagram.
Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melompati jaring ke wilayah di seputar batasan/aras tertanda sebelum pemain atau pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis (peladen) mencetak skor satu poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin. Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, tiada poin dicetak oleh mereka tetapi ada pergantian penyervis. Dalam permainan ganda, seorang peladen memulai permainan, dan setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu lawan. Dari waktu itu ke depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis (meladen) sebelum servis kembali berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi servis tangan kanan selalu memulai servis.

http://www.liputankita.com/artikel-liputankita/sejarah-bulutangkis-berita- http://www.pbdjarum.com/artikel/view/47
http://yudhim.blogspot.com/2008/09/sejarah-bulutangkis.htmlliputankita.html

1 komentar:

  1. tambahin dong Ndri,berita mengenai SPORT BULU TANGKIS.................

    BalasHapus