Senin, 23 Februari 2009

hepatitis

Apa Hepatitis Itu?
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat-obatan (termasuk obat yang diresepkan), atau racun. Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik seperti MAC atau CMV .
Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan hati (sirosis) dan gagalnya fungsi hati, yang bisa mematikan.
Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena dikira hanya serangan flu biasa. Gejala hepatitis yang paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal sekujur tubuh, mual dan muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang parah dapat terjadi air seni yang berwarna gelap, buang air besar yang berwarna pucat, dan kulit serta mata yang menguning (disebut ikterus atau jaundice).
Dokter akan memeriksa darah kita untuk melihat apakah hati kita bekerja normal. Tes fungsi hati tersebut mencakup pengukuran kadar bahan kimia tertentu, seperti bilirubin, AST/SGOT dan ALT/SGPT. Kadar zat-zat ini yang sangat tinggi dalam darah mungkin tanda hepatitis. untuk informasi lebih lanjut mengenai tes fungsi hati. Tes darah juga dapat digunakan untuk mencari virus penyebab hepatitis. Adakalanya contoh sel hati diambil dengan memakai jarum (biopsi) dan diperiksa untuk menemukan tanda-tanda infeksi.
Hepatitis Virus
Para ilmuwan mengetahui tujuh virus yang bisa menyebabkan hepatitis. Ini disebut virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G, atau HAV, HBV, dan seterusnya. Lebih dari 90% kasus hepatitis disebabkan HAV, HBV dan HCV.
Hepatitis virus dapat akut atau kronis. Akut berarti kita sakit selama beberapa minggu, tapi kemudian pulih. Hepatitis kronis berarti hati kita mungkin sudah terkena radang selama enam bulan atau lebih. Hepatitis kronis menetap di tubuh kita; kita dapat menulari orang lain, dan penyakit kita dapat menjadi aktif lagi.
HAV dan HEV merupakan penyakit akut dan tidak pernah menjadi kronis. Keduanya menular melalui kontak dengan tinja, baik secara langsung atau pun melalui makanan yang tersentuh oleh tangan yang tercemar.
HBV merupakan virus hepatitis yang paling umum. Infeksi ini bisa ditularkan di antara anggota keluarga, melalui hubungan seks, atau kontak dengan darah yang terinfeksi. Di AS, HBV bisa berkembang menjadi kronis pada kurang lebih 7% Odha yang terinfeksinya. Angka ini lebih rendah daripada yang dulu. Penurunan ini sebagian diakibatkan oleh vaksinasi terhadap HBV. Hal ini juga adalah akibat penggunaan terapi antiretorviral (ART) oleh Odha, terutama dengan 3TC yang juga efektif terhadap HBV. HBV jauh lebih berbahaya pada orang yang juga terinfeksi HIV.
HCV biasanya ditularkan melalui kontak dengan darah atau jarum yang tercemar. HCV dapat sangat ringan atau sama sekali tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat menyebabkan kerusakan hati yang berat pada kurun waktu sepuluh tahun setelah infeksi awal. Hampir semua orang yang terinfeksi HCV terus-menerus dapat menulari orang lain. HDV hanya muncul pada orang dengan HBV. Penyakit pada orang yang terinfeksi HDV menjadi lebih berat dibandingkan orang yang hanya terinfeksi HBV.
HFV sangat jarang dan belum dipahami dengan baik, bahkan ada ilmuwan yang berpendapat bahwa HFV tidak ada.
HGV sebetulnya lebih benar disebut sebagai virus GBV-C. Tampaknya, virus ini tidak menyebabakan penyakit. Infeksi GBV-C adalah umum pada Odha. Satu laporan memberi kesan bahwa infeksi dengan GBV-C mungkin memperlambat perkembangan penyakit HIV. Namun Odha yang memberantas infeksi GBV-C mengalami hasil yang lebih buruk.
Cara terbaik untuk mencegah infeksi virus hepatitis adalah dengan menjaga kebersihan dan menghindari hubungan langsung dengan darah orang yang terinfeksi. Kondom dapat membantu mencegah penularan HBV melalui hubungan seks. Selain itu, ada vaksin yang dapat melindungi terhadap HAV dan HBV.
Belum ada pengobatan yang efektif untuk HAV dan HEV, tapi kedua penyakit ini biasanya cepat sembuh. Interferon-alfa dan dua obat antiretroviral (ARV) – 3TC tampaknya membantu mengobati HBV dan HDV. Adefovir dipivoxil (Hepsera) disetujui di AS untuk mengobati HBV. . Ada beberapa obat baru yang diuji coba untuk melawan HIV yang tampaknya juga dapat dipakai untuk mengobati HBV, HCV dan HDV.
Tipe Hepatitis Lain
Hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obat-obatan, atau pun racun mengakibatkan gejala yang sama seperti hepatitis virus. Tugas hati adalah untuk menguraikan zat yang terdapat dalam darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat. Beberapa obat yang dipakai untuk memerangi HIV atau pun penyakit terkait AIDS dapat mengakibatkan hepatitis. Begitu juga dengan asetaminofen (nama merek antara lain Bodrex dan Panadol), obat penawar nyeri yang umum.
Pengobatan yang paling baik untuk tipe hepatitis ini adalah menghentikan penggunaan alkohol, narkoba atau obat-obatan yang mengganggu hati. Jika hepatitis disebabkan oleh infeksi oportunistik (IO) yang terkait AIDS maka IO itu harus ditangani agar hati dapat pulih.
Masalah Pengobatan
Hati harus berfungsi dengan baik agar dapat menguraikan sebagian besar obat-obatan. Obat yang tidak menyebabkan gangguan apa pun pada waktu hati kita sehat dapat membuat kita sakit berat bila kita mengalami hepatitis. Ini juga berlaku untuk alkohol, aspirin, jamu-jamuan, dan narkoba. Sebaiknya kita mengetahui dokter mengenai semua obat, jamu atau pun suplemen yang kita pakai.
Pendekatan Alternatif
Dua jenis jamu tampaknya dapat menolong jenis hepatitis apa pun. Pertama adalah licorice (Glycyrrhiza glabra), sering kali diminum dalam bentuk kapsul atau sebagai teh. Sedangkan yang lain adalah ‘widuri susu’ (milk thistle – Silybum marianum), dipakai dalam bentuk sari pati atau teh. Bicaralah dengan dokter atau ahli jamu yang berpengalaman sebelum memakai kedua jenis jamu tersebut.
di posting oleh;Ardina w, Linda H, Puji R.
Sumber :http://spiritia.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar