Senin, 16 Februari 2009

A. PERKEMBANGAN AJARAN ISLAM DI INDONESIA
Pada tahun 30 Hijriah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Dalam versi lain disebutkan bahwa suatu golongan Zaidiyah yang pro terhadap Ali ibn Abi Thalib mengungsi dari kerajaan Bani Umayyah karena dikear-kejar, telah bermukim di Cina sebeum tahun 750 M Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Islam masuk Indonesia bukan dari pedagang India atau Persi tapi langsung dari Arab dan penyiarnya orang Arab Islam. Adapun pengikut-pengikut mereka adalah pedagang-pedagang dari Gujarat yang turut mengambil bagian dalam perdagangan. Daerah di Indonesia yang mula-mula dimasuki Islam adalah Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Jawa Tengah, kemudian lama kelamaan agama Islam masuk ke pelosok tanah air dengan pesatnya.
Beberapa ahli tentang waktu dan daerah yang mula-mula yang dimasuki islam di indonesia antara lain ;
Drs. Juned Pariduri
Islam masuk di Sunatra Utara (tapanuli) pada abad ke-7 atau sekitar tahun 670 M, karena ad makam syekh Mukaiddin di Tapanuli, makam tersebut berangka tahun 48 H (670 M)
Dr. Hamka
Islam masuk ke Jawa pada abad ke-7 atau sekitar tahun 674 M
Zainal Arifin Abbas
Islam masuk di Sumatra Utara pada abad ke-7 sekitar tahun 648 M
Para ahli tersebut berpendapat bahwa Islam masuk di Indonesia pada abad ke-7 berarti pada abad ke-13 islam sudah berkembang dengan pesatnya dan telah merata di seluruh indonesia. Hal ini di tandai dengan adanya penemuan-penemuan batu nisan yang berciri khas Islam. Dari kerajaan samudera Pasai Islam menyebar keseluruh pulau Sumatera, Malaka sampai ke pulau Jawa. Setelah itu di indonesia berdiri kerajaan-kerajaan Islam yang besar (Demak, Banten, Cirebon, Aceh, Mataram, Pajang, Makassar, dan lain-lainnya) dan kemudian menjadi pusat tempat penyebaran Islam.


1. Perkembangan Islam di Sumatera
Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Masehi, yang pada waktu itu di Sumatera telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683-1030 M) yang menjadikan Islam masuk ke daerah itu sedikit mengalami kesulitan, dan pada waktu itu kerajaan Sriwijaya mendapat serbuan dari India, maka kesempatan itu digunakan untuk menyebarkan Islam bagi daerah-daerah, seperti di samudera Pasai sehingga berdirilah kerajaan islam yang pertama di Samudera Pasai.
Karena ada beberapa versi sejarah yang berbeda, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam di Sumatera terbagi menadi:
1. Islam di Aceh
a. Kerajaan Perlak
Sultan Perlak adalah Sultan Alaidin Sayid Mauana Abdul Aziz Syah. Ia dilantik pada tanggal 1 Muharram tahun 225 H.
b. Samudera Pasai
Silsilah keturunan Malik al-Saleh yang memerintah Samudera Pasai tahun 650-688 H menunukkan bahwa beliau keturunan Raja Islam, yaitu Makhdum Sultan Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat tahun 365-402 H.
c. Keraaan Aceh
Salah seorang pembawa agama Islam di Aceh adalah Syekh Abdullah Arif yang datang dari Arab. Beliau mempunyai murid bernama Burhanuddin yang kemudian menyebarkan ajaran agama Islam di Pariaman, Sumatera Barat.
d. Islam di Barus
Papan Tinggi adalah sebuah pemakaman di Bandar Barus, pantai barat Sumatera Utara. Di salah satu batu nisan terdapat sebuah nama Said Mahmud al-Hadramaut. Selain itu seorang Islam bernama Sulaiman telah sampai di Pulau Nias pada tahun 851 M. Sulaiman menyebutkan Bandar Barus itu penghasil kapur barus dan ia singgah di bandar ini. Islam di Sumatera Timur
Sebuah makam ulama yang bernama Imam Shadiq bin Abdullah wafat 23 Sya’ban 998 H ditemukan di Klumpang, Deli yaitu bekas kerajaan Haru/ Aru.

2. Kerajaan Siak
Islam diperkirakan masuk di kerajaan ini pada abad 12 M. Ini dapat terlihat pada peninggalan kuburan bertahun 1128 Masehi yang bercorak Islam, yaitu kuburan Nizamuddin al-Kamil seorang laksamana dari dinasti Fatimiah


3. Islam Masuk di Sumatera bagian Selatan
Dikisahkan oleh Ibnu Batutah bahwa hubungan dagang antara khalifah Abbasiyah (751-1268 M) dengan Sriwijaya telah berlangsung. Bahkan sebelumnya telah ada pedagang utusan dari khalifah Umayyah (661-750 M), dan banyak pedagang Sriwijaya sendiri yang berlayar k negara-negara Timur Tengah.

2. Perkembangan Islam di Jawa
Islam masuk ke Jawa Tengah pada masa pemerintahan sima pada tahun 674 M, masuknya Islam ke Jaw Timur di tandai dengan adanya makam Fatimah binti Maimun yang di batu nisannya bertuliskan Arab, sekitar tahun 1082 M, dan masuknya islam ke Jawa Barat di siarkan oleh haji Purba pada pemerintahan Mundingsari pada tahun 1190 M. Islam dapat berkembang dengan pesat ketika kerajaan Majapahit (hindu) merosot. Islam diJawa tidak akan pernah lepas dari peranan Walisanga yang begitu gigih dalam menyiarkan islam, sehingga dengan cepat islam berkembang keseluruh Pulau Jawa.
Adapun jasa-jasa Walisongo dalam penyebaran Islam di Jawa adalah menyebarkan Islam kepada penduduk pedalaman pulau Jawa, sebelum Wlisanga , Islam hanya berkembang di daerah pesisir, Wlisanga berhasil mendirikan beberapa kerajaan Islam di Pulau Jawa, yaitu : Demak, Pajang, dan Banten, Walisanga juga berhasil mengubah kesenian Jawa dari pengaruh Hindu menjadi pengaruh Islam.

Wali yang mengembangkan Islam di Jawa Tengah
Setelah berdirinya kerajaan islam Demak tahun 1500 M, maka Jawa Tengah meruakan salah satu pusat kegiatan agama islam, adapun wali yang mengembangkan islam di Jawa yaitu :
Sunan Gresik
Beliau berasal dari Kasyan Bangsa Arab, kemudian menyiarkan Islam di kota Gresik.
Sunan Ampel
Beliau keturunan putri raja Aceh yang menikah dengan seorang penyiar Islam dari Arab. Beliau menyiarkan Islam di Ampel dan Surabaya
Sunan Bonang
Membentuk kader-kader islam dengan mendirikan pondok pesantren.
Sunan Drajat
Beliau mnyiarkan Islam di Sedayu, Jawa Timur.
Sunan Kalijaga
Mengajarkan Islam dengan memasukan hikayat islam kedalam cerita wayang yang di pertunjukkan untuk rakyat
Sunan Giri
Beliau belajar Islam di Malaka selama tiga taun, kemudian menyebarkan Islam di Giri (dekat Gresik)
Sunan Muria
Beliau adalah putra dari sunnan kalijaga yang menikah derngan Dewi Sujinah dan mempunyai seorang outra yang bernam Pangeran Santri. Untuk kepentingan dakwahnya Dia menciptakan lagu “Sinom dan Kinanthi”

Sunan Kudus
Mengajarkan islam dengan cara memperdalam agama dan mengkikis habis pengaruh Hindu
Sunan Gunung Jati
Beliau belajar Islam di Meka. Menyiarkan Islam yang berpusat di Gunung Jati.

3. Perkembangan Islam di Sulawesi
Islam di Sulawesi tidak sebaik Islam di Jawa dan Sumatra, cara pengIslaman di Sulawesi pun dilakukan dengan jalan damai, tidak ada kekerasan sama sekali. Adapun yang menyiarkan Islam di Sulawesi adalah Datuk Ribandang dan Datuk Sulaiman.
Di wilayah Sulawesi Utara mulai dari Mandar sampai Manado pada pertengahan abad ke -16 menjadi bawahan Kerajaan Ternate yang rajanya adalah seorang Muslim. Atas ajakan raja Ternate, raja Bolaang Mongondow memeluk Islam. Terus ke timur di kepulauan Maluku pada mula abad ke-16 telah memiliki kerajaan Islam yakni Kerajaan Bacan. Muballigh dari kerajaan Ini terus mendakwahkan Islam ke kawasan tetangganya di Papua melalui jalur perdagangan.

4. Perkembangan Islam di Kalimantan
Sekitar tahun 1550 di Banjar berdiri kerajaan Islam dengan rajanya bergelar Sultan Suryanullah dan pada saat itu juga banyak rakyat Banjar yang memeluk agama islam begitu pula dengan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Banja
Pengembangan Islam di Kutai dilakukan oleh dua orang muslim dari makassar yang bernama Tuan di Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, dengan cepat islam berkembang di Kutai, termasuk raja mahkota memeluk islam. Kemudian pengembangan islam dilanjutkan ke daerah-daerah pedalaman pada pemerintahan Aji di Langgar. Pada tahun 1550 M, di Sukadan (Kalimantan Barat) telah berdiri kerajaan islam. Ini berarti jauh sebelum tahun itu rakyat telah memeluk agama islam, Adapun yang meng-islamkan daerah Sukadana adalah orang Arab islam yang datang dari Sriwijaya. Di Sukadana Sultan yang masuk islam adalah Panembahan Giri Kusuma (1591) dan Sultan Hammad Saifuddin (1677).
Sebelum islam masuk ke Dayak, suku Dayak menyembah berhala,tapi lama-kelamaan kebanyakan dari mereka memeluk islam. Peng-Islaman di Dayak melalui jalan perdagangan, pernikahan, dan dakwah, penyiaran Islam di Dayak dilakukan oleh pendatang dari Arab, Bugis, dan Melayu. Perkembangan Islam selanjutnya diteruskan oleh keturunan-keturunan mereka dengan penuh semangat.

5. Perkembangan Islam di Irian Jaya
Masuknya Islam ke Papua, tidak bisa dilepaskan dengan jalur dan hubungan daerah ini dengan daerah lain di Indonesia. Selain faktor pengaruh kekuasaan Kerajaan Majapahit, masuknya Islam ke kawasan ini adalah lewat Maluku, di mana pada masa itu terdapat kerajaan Islam berpengaruh di kawasan Indonesia Timur, yakni kerajaan Bacan. Bahkan keberadaan Islam Bacan di Maluku sejak tahun 1520 M dan telah menguasai beberapa daerah di Papua pada abad 16 telah tercatat dalam sejarah. Sejumlah daerah seperti Waigeo, Misool, Waigama dan Salawati pada abad 16 telah mendapat pengaruh dari ajaran Islam. Melalui pengaruh Sultan Bacan inilah maka sejumlah pemuka masyarakat di pulau-pulau tadi memeluk agama Islam, khususnya yang di wilayah pesisir. Sementara yang dipedalaman masih tetap menganut faham animisme.
Masuknya Islam ke daerah Papua terjadi pada awal abad ke 17, atau dua abad lebih awal dari masuknya agama Kristen Protestan yang masuk pertama kali di daerah Manokwari pada tahun 1855, yaitu ketika dua orang missionaris Jerman bernama C.W. Ottow dan G.J. Geissler mendarat dan kemudian menjadi pelopor kegiatan missionaris di sana.

di posting oleh; Ardina wella, Linda H. ,Puji R.
sumber ;http://zhemuth.wordpress.com/2008/04/18/perkembangan-islam-di- indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar